Bocah Pengumpul Batu di Sungai Beliti

Bocah Pengumpul Batu di Sungai Beliti

\"nove KOTA PADANG, BE - Sudah satu tahun lebih, Nove (12) anak pasangan dari Sahrul dan Romina warga Desa Lubuk Mumpo Kecamatan Kota Padang, harus mengumpulkan batu di Sungai Beliti.   Sejak putus sekolah kelas 5 di desanya karena tidak ada biaya, ia membantu keluarga mencukupi kebutuhan sehari-hari. Saat itu, Nove yang baru berumur 10 tahun harus membantu kedua orang tuanya mengambil batu di Sungai Beliti untuk dijual kepada warga yang membutuhkan. Nove berasal dari keluarga yang sangat miskin.   Untuk berladang dan berkebun, kedua orang tuanya tidak mempunyai lahan.  Sebab, lahan yang pernah dimiliki, sudah dijual untuk biaya mengobati sang adik. Nove adalah anak kedua dari 5 bersaudara.  Kakaknya, Rapi (15) tinggal bersama bibinya di Sekayu Sumatera Selatan dan bekerja sebagai buruh cuci piring, di salah satu rumah makan di Sekayu.  Sementara ketiga adiknya tinggal di rumah dan masih kecil, yakni Neva (10), Rico (5) dan Revi (3). Pekerjaan mencari batu di sungai bukanlah perkara yang mudah bagi Nove dan orang tuanya.   Mereka harus mengambil batu di hulu sungai tersebut dengan menggunakan ban dalam bekas yang diberi penyangga tali untuk mengangkut batu dari hulu ke tepian.  Terkadang, batu sudah dikumpulkan banyak di tepi sungai, malamnya datang banjir dari hulu dan batu yang sudah dikumpulkan tersebut hanyut terbawa arus sungai. Oleh sebab itu, mereka harus melihat cuaca.  Sebab, terkadang di hilir sungai panas, tapi di hulu hujan.  \'\'Jika tidak hati-hati, kita bisa hanyut terbawa arus sungai,\'\' ungkap Nove. Dalam sehari mengumpulkan batu, belum tentu ada warga yang membelinya.   Batu-batu itu dijual seharga Rp. 50 ribu per kubik. Karena kesulitan ekonomi keluarganya ini, Nove terpaksa mengubur mimpinya untuk menjadi guru. \'\'Sebenarnya cita-cita saya ingin menjadi guru, tapi apalah daya, sekarang saya sudah putus sekolah dan cita cita saya tinggallah kenangan belaka,\'\' ungkapnya. Nove mengaku terkadang ia malu dengan teman-teman seusianya yang bisa bersekolah.  Sedangkan ia terpaksa putus sekolah dan menjadi pencari dan pengumpul batu di sungai. (cw1)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: